Kamis, 25 Oktober 2012

Nahkoda yang hilang..


Dimana harimu dulu yang penuh dengan semangat dan perjuangan untuk menjadi indah, dan lebih baik?
Dimana waktumu untuk selalu tertawa, tersenyum atas ujian yang selalu berganti..

Dimana ada kehidupan, akan selalu ada rintangan , cobaan..
Hargai hidupmu, hargai waktumu…
Bukan dirimu yang merenung akan kekalahan, bukan dirimu yang terus terpuruk bila dikecewakan..
Kau sendiri yang mengatakan, AKU KUAT, AKU KUAT, AKU BUKAN DIRIKU DAHULU, YANG LAYU SAAT MENTARI TAK TERBIT…

Hei, biarkan ia menari bersama ribuan angan hampanya..
Jangan biarkan dirimu ikut terbawa angan yang sudah ia rusak sendiri, kau bisa hidup tanpa bayangannya, kau bisa berdiri tanpa harus memegang lengannya..
Dia bisa tersenyum dengan bangga, kenapa kau menangis tersedu?
Bukankah itu membuatmu semakin hina di depannya, ,

Biarkan mentari tenggelam, biarkan ia menyinari sisi lain..
Kau masih memiliki rembulan, kau masih memiliki bintang, dank au masih memiliki ribuan pendar cahaya bolam..
Lebih indah, lebih bermakna..

Seseorang , yang pernah kembali dalam rajutan mimpiku, dan pergi dengan senyum lebarnya…
Kau lebih paham akan angina yang berhembus pada siang hari, bagaimana kesejukannya, bagaimana kehidupan benar2 terasa..
Namun, kau memilih untuk terbang pada angina malam…
Rasakan tiap jejak terpaannya, dan jangan pernah meminta angina siang untuk berbisik padamu …


Rabu, 17 Oktober 2012

akhir sungai itu~

aq tak mengapa, hanya kau lihat sebelah mata,,,
aq tak mengapa hanya kau jadikan sandaran sementara..
bila saatnya tiba, kau kan merasakan pahitnya hidup dan tak tahu lagi harus bagaimana..
harus apa, dan harus kepada siapa..
tak ada lagi kicauan burung di pagi hari, tak ada lagi siulan angin di tepi-tepi pipimu..
bahkan, tak akan lagi ada sinar di harimu...

bahagialah kau, hanya dengan perasaan bangga, bahagialah kau hanya dengan lekukan sempurna..
tetaplah bahagia, tetaplah bahagia...
jika saatnya kau harus merenung, jangan sebut diriku, jangan kau ingat aku..
cahayaku sudah kau tiup, kau padamkan, dan kau patahkan..
lilit tak mampu lagi berikan sinarnya..
lilin tak mampu lagi bercahaya..

tetaplah kau dengan dirimu, tetaplah kau bersama lekukan sempurna itu, lukisan indahmu, dan angan tinggimu..
tuhan, berikan ia ketenangan , berikan ia jalan...
aq tak meminta dirinya untuk diriku, tapi aku meminta agar ia selalu Kau jaga, Kau jaga Kau jaga, hingga ia benar mendapatkan lekukan sempurna dan lukisan indahnya...

aq tanpanya hampa, namun aku akan lebih hampa bila ia bersama ku namun angan nya bersama lekukan dan lukisan indah itu, aku akan lebih hampa bila ia berdiri sendiri, tanpa mau menggandengku..
ijinkan aku untuk mencium surgamu, merasakan nikmat karuniaMu meski bukan dengan genggaman tangannya..
ijinkan aq untuk mendidik buah sayangku, walau bukan dengannya..
hapuskan ia, sebagaimna Kau menghapus dosa orang2 yang Kau cintai.. 
jadikan aq bebas, seperti bayi yang baru melihat dunia..

aq titipkan sayangku untuknya..

Sabtu, 13 Oktober 2012

hai, kau jubah putih..

kau lihat, hai jubah putih?
apa yang kau ucapkan dahulu, apa yang kau janjikan dulu...
kau ingat hai jubah putih?
tak meminta banyak dari kau, sang elang yang selalu terbang bebas di angkasa, yang terkadang melupakan di mana daratan tempat ia besar, atau sekedar ingat camar yang selalu merindu ...
aku, hanya meminta mu, kembalikan hariku dahulu, yang tetap mencintaimu, dalam diam dan angan...
menyanyi sendiri, dibawah ranting-ranting dangkal....
tak bermimpi terbang tinggi, hanya ingin bersembunyi dibalik dedaunan hijau...

kembalikan hidupku dahulu, yang selalu ingin di sampingmu, menemanimu, membuat hari mu selalu indah, walau terpisah,, tak ada harap yang membendung, tak ada doa yang terpanjat, hanya ada hati yang selalu ada untuk mu, tak perlu kau sadari, tak perlu kau tahu, tak perlu kau membalas, karena kau elang yang selalu terbang bebas..


hai jubah putih, ku memohon, kembalikan diriku...

diriku dahulu, tanpa mengemis harap, dan mengemis cinta...
diriku yang selalu besujud, mengirim bait-bait doa, untukmu, entah tergantung dilangit, dan yang langsung kau terima..
diriku yang selalu menyayangimu, berharap kau bahagia, walau tanpa ku, walau tanpa sedikit kau mengingatku...
diriku, yang selalu memandangi mu, tanpa kata, terdiam, dan menangis..

hai jubah putih, tak perlu kau ketuk pintuku, pintu hatiku..

karena hatiku selalu ada untukmu, selalu untukmu..
sungguh, ini milikmu.,...

hai jubah putih, mengapa kau datang dengan hati yang masih terbelenggu, mengapa kau menyapa hatiku yang rindu akan sapaanmu?

dan kau bersamaku, dengan hatimu yang masih terbelenggu oleh pipi yang merona..
wahai wanita yang pipinya merona, sadarkah kau, mengapa itu engkau, mengapa yang dia puja adlah engkau..
mengapa dia datang pada hatiku yang hatinya saja masih memujamu??
mengapa kau biarkan dia terbang bersama dengan ribuan angan yang itu tertuju padamu?
haruskah ku terdampar diluka yang sama, ,
aq tetap menyayangimu, aku masih menyayangimu, aku selalu ada bersama hatimu, tapi jangan kau datang saat hatimu masih merindu yang lain...

waktu tidak bisa kembali, namun kau masih bisa kembali bersama masa lalu mu, bila kau mau..

dan datanglah kapanpun, walau namaku sudah terukir di atas batu nisan...
aku akan selalu tersenyum untukmu...