Kemudian dia duduk terdiam di deretan bangku yang berada di dalam kereta bergerak maju dengan suara khasnya.
Dia melihat ke jendela, membuka kenangannya yang tak ingin dibukanya kembali, ingin ditutupnya dan terus melihat jauh kedepan.
Dulu, dia tidak pernah merasakan bungkusan yang dipajang di klontong.
Dulu, dia tidak boleh bermain di luar.
Dulu, dia tidak berkulit putih.
Dan dia tidak mau kembali, saat semua orang merindukan kembali.
Dia melihat ke jendela, membuka kenangannya yang tak ingin dibukanya kembali, ingin ditutupnya dan terus melihat jauh kedepan.
Dulu, dia tidak pernah merasakan bungkusan yang dipajang di klontong.
Dulu, dia tidak boleh bermain di luar.
Dulu, dia tidak berkulit putih.
Dan dia tidak mau kembali, saat semua orang merindukan kembali.