Selasa, 11 Maret 2014

Mendidik, terdidik

aku yang sekarang menjadi pribadi yang keras, tegas, kukuh pendirian
salahkan aku, atau salahkah pribadiku?
karena aku dididik, terdidik, dan diturunkan..



dahulu ketika aku berada di dinding terkokoh, rahim ibuku, nenekku memakiku, "seharusnya dia tidak ada duu, mengganggu kuliahmu" cerca nenekku pada perut yang didalamnya sudah ditiukan ruhku..
ibuku berdiam dan melanjutkan, aku yang menjalani, dan aku bisa..

saat aku lahir, aku tumbuh, aku melakukan kenakalan anak kecil pada umumnya...
ibuku mencaciku, memarahiku, membelalakkan matanya, TAKUT, yang ku pikirkan hanya satu "akankah paha atau tanganku lagi yang akan menjadi korban? apakah kaki kiriku atau kaki kananku yang akan membiru (lagi) ? "berdoalah fi, berdoalah fi" bisik batinku..
ohh, ternyata kaki kiriku yang sedang beruntung mendapat cubitan besar, berkali-kali, dan besok pagi itu akan berubah warna, pasti..

saat aku tumbuh lebih besar, aku mulai belajar bahwa itu adalah alat dandan, aku mencoba, dan mencoba, bersolek, tertawa..
dan ibuku datang, membelalakkan mata, berseru "ngapain gaya, gaya, kamu itu gak cantik, NGERTI?"
berapa umurku? aku tidak ingat, yang jelas, aku belum menggunakan seragam putih merah..
dan siapa yang datang lalu memelukku, membisikkan kalimat penenangnya? bapak "kamu anak bapak nduk, kamu cantik.."
apakah aku percaya? tidak, benteng itu dibangun ibuku sekejap aja, beliau membangun benteng dalam sekejap, membuatku percaya bahwa aku tidak cantik ..

saat aku kelas 5, guru memberiku PR "siapakah penemu gaya?"
aq mencari jawaban, di buku, di lembar jawab, NIHIL..
saat aku bertanya kepada ibu "ibu penemu gaya siapa? apa jawab beliau? "lihat buku dong, baca, masa apa-apa nanya, emg ibu inget!"
entah apa namanya, tapi putaran memori itu terus berputar, perasaan pada saat itu pun masih jelas dan terasa...

apakah adikku pernah dikurung di kamar mandi karena nilai jelek atau tidak nurut?
aku bersyukur, itu hanya aku.
apakah adikku pernah mendapat warna pelangi di pahanya?
apakah adikku pernah dibentak tepat di depan mukanya ?

apakah aku akan membanggakannya?
atau justru sebaliknya?